OBAT YANG AMAN DIKONSUMSI WANITA HAMIL
Hindari Antibiotik
Pemeberian antibiotik umumnya tidak diperbolehkan
selama kehamilan dan menyusui. Jikan manfaat bagi ibu lebih besar daripada
risiko yang ditimbulkan pada janin, antibiotik diperbolehkan untuk diberikan.
Sebelumnya harus dipastikan bahwa ibu hamil benar-benar memerlukan antibiotik.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi obat antibiotik
dan juga diperhatikan mengenai keamanan bagi janin itu sendiri.
Suplemen Untuk Ibu Hamil
Konsumsi suplemen juga perlu
diperhatikan dan perlu pertimbangan matang. Konsumsi vitamin dan mineral
tambahan yang berlebihan juga tidak bermanfaat dan berisiko terhadap ibu hamil
dan bayi yang akan dilahirkan.
Hindari Aspirin
Aspirin terbukti menimbulkan
gangguan proses tumbuh kembang janin. Selain itu, aspirin memicu komplikasi
selama kehamilan. Bahkan, kandungan aspirin masih ditemukan dalam ASI. Tubuh
bayi akan menerima 4-8% dosis aspirin yang dikonsumsi oleh ibu. Penelitian
mengatakan bahwa bayi memilih ASI dari ibu yang mengkonsumsi aspirin berisiko
untuk menderita Reye’s Syndrome yang merupakan suatu penyakit gangguan fungsi
otak dan hati. Karenanya, hindari pemakaian aspirin, terutama selama trimester
tiga, kecuali dianjurkan dokter.
Indeks Keamanan Obat pada kehamilan
Suatu pedoman berdasarkan kategori
US FDA mengenai kemanan pemberian obat pada kehamilan. FDA mengkategori obat
menjadi 5 kategori yaitu kategori A, B, C, D, X
Kategori A : Studi terkontrol pada wanita
tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin pada kehamilan trimester 1
(dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya), dan sangat
kecil kemungkinan obat ini membahayakan janin.
Kategori B : Studi terhadap reproduksi
binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin tetapi
belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu hamil. Atau studi terhadap
reproduksi binatang percobaan memperlihatkan efek samping (selain penurunan
fertilitas) yang tidak didapati pada studi terkontrol pada wanita hamil
trimester 1 (dan ditemukan bukti adanya risiko pada kehamilan berikutnya)
Kategori C : Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan sdanya efek samping terhadap nanin( teratogenok atau
embriosidal), dan studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan tidak
tersedia atau tidak dapat dilakukan. obat pada kategori in boleh diberikan jika
besarnya manfaat terapeutik melebihi risiko yang terjadi pada janin.
Kategori D : Terdapat bukti adanya risiko pada
janin( manusia), tetapi manfaat terapeutik yang diharapkan mungkin melebihi
besarnya risiko ( misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi kondisi
mengancam jiwa atau penyakit serius bilamanan obat yang lebih aman tidak dapat
digunakan atau tidak efektif)
Kategori X : Studi pada manusia atau binatang
percobaan memperlihatkan adanya abnormalitas pada janin, atau terdapat bukti adanya
risiko pada janin. dan besarnya risiko obat ini digunkan pada ibu hamil
jelas-jelas melebihi manfaat teraoeutiknya. Obat yang termasuk kategori ini
dikontrindikasikan pada wanita yang sedang atau kemungkinan hamil.
Obat Bebas
Risiko penggunaan obat bebas sering
kali dilupakan oleh ibu hamil dan menyusui. Padahal kandungan zat aktif di
dalamnya juga mengalami absorbsi, metabolisme, dan ekskresi.
Obat Bebas (OTC) yang Aman untuk
wanita hamil
Obat
Alergi :
Antihistamin seperti Benadryl dan Unisom. Obat hirup seperti nasalcrom. Obat semprot hidung seperti Nasonex
Anti
mual : Vitamin B6
(maksimum 100mg/hari diminum 1/2 jam sebelum makan) serta produk lainnya seperti
Dramamine dan Antimo
Pereda
sembelit : Milk of magnesia.
Amphogel, Metamucil dan Maalox
Pereda
nyeri uluhati (heartburn) : jenis Antasida
Multivitamin
: banyak sekali macamnya, sebaiknya mengkonsumsi produk
vitamin yang diformulasikan khusus untuk wanita hamil dan menyusui.
Pencegah
Flu :
vaksin flu - bila pernah timbul reaksi alergi terhadap telur atau daging ayam,
sebaiknya tidak di vaksin flu, karena mengandung bahan protein telur.
Obat sakit Maag :
antasida, seperti Gelusil dan Maalox
Pereda
nyeri : Acetaminophen atau
paracetamol
Obat
infeksi jamur : Myestatin/ nystastin
Anti
jamur : krem tomato,
seperti Canesten VT
Obat
batuk apa saja tanpa tambahan lain
Daftar Obat Resep Yang Relatif Aman untuk ibu hamil
Antibiotik :
golongan penicillin (misalnya Amoxicillin), cephalosporin, erythromycin,
clindamycin
Obat Asma : obat inhalasi,
seperti inhalasi yang mengandung steroid
Antasida
& Anti-ulkus: misalnya Zantac dan Ulsafate
Antidepresan :
obat golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) seperti Prozac dan
Zolofit; juga golongan trisiklik antidepresan seperti imipramine (dengan merk
dagang Tofranil) serta amitriptyline
Obat
Hipertensi : golongan
metildopa, seperti Dopamet
Daftar Obat Resep Yang Kurang Aman
Daftar Obat Resep Yang Kurang Aman
Antibiotik : Tetracycline dan doxycycline
(hindari pemakaian setelah trimester pertama), streptomycin, dan kanamycin
Anti-kejang :
Carbamazepine (dengan merk dagang Tegretol)
Obat
Migren : Golongan
ergotamin seperti Cafergot
OBAT YANG TIDAK BAIK/TIDAK AMAN UNTUK
WANITA HAMIL
A. Obat Anti Kanker
Jaringan janin tumbuh dengan kecepatan tinggi, karena itu
sel-selnya yang membelah dengan cepat sangat rentan terhadap obat
anti-kanker. Banyak obat anti-kanker yang bersifat teratogen, yaitu dapat
menyebabkan cacat bawaan seperti:
- IUGR (intra
uterine growth retardation, hambatan pertumbuhan di dalam rahim)
- Rahang bawah
yang kurang berkembang
- Celah
langi-langit mulut
- Kelainan
tulang tengkorak
- Kelainan
tulang belakang
- Kelainan
telinga
- Clubfoot
(kelainan bentuk kaki)
- Keterbelakangan
mental.
B. Talidomid
Obat ini sudah tidak diberikan lagi kepada wanita hamil
karena bisa menyebabkan cacat bawaan. Talidomid pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1956 di Eropa sebagai obat influenza dan obat penenang. Pada
tahun 1962, talidomid yang diminum oleh wanita hamil pada saat organ tubuh
janinnya sedang terbentuk, ternyata menyebabkan cacat bawaan berupa lengan dan
tungkai yang terbentuk secara tidak sempurna, kelainan usus, jantung dan
pembuluh darah.
C. Pengobatan Kulit
Isotretinoin yang digunakan untuk mengobati jerawat yang
berat, psoriasis dan kelainan lainnya
bisa menyebabkan cacat bawaan. Yang paling sering terjadi adalah kelainan
jantung, telinga yang kecil dan hidrosefalus (kepala yang besar). Resiko
terjadinya cacat bawaan adalah sebesar 25%. Etretinat juga bisa menyebabkan
cacat bawaan. Obat ini disimpan di dalam lemak dibawah kulit dan
dilepaskan secara perlahan, sehingga efeknya masih bertahan sampai 6 bulan atau
lebih setelah pemakaian obat dihentikan. Karena itu seorang wanita yang memakai
obat ini dan merencanakan untuk hamil, sebaiknya menunggu paling tidak selama 1
tahun setelah pemakaian obat dihentikan.
C. Hormon Seksual
Hormon androgenik yang digunakan untuk mengobati berbagai
kelainan darah dan progestin sintetis yang diminum pada 12 minggu pertama
setelah pembuahan, bisa menyebabkan terjadinya maskulinisasi pada kelamin janin
perempuan. Klitoris bisa membesar dan labia minora menutup. Efek
tersebut tidak ditemukan pada pemakaian pil KB karena kandungan progestinnya
hanya sedikit.
Dietilstilbestrol (DES, suatu estrogen sintetis) bisa
menyebabkan kanker pada anak perempuan yang ibunya memakai obat ini selama
hamil. Anak perempuan ini di kemudian hari akan:
- memiliki
kelainan dalam rongga rahim
- mengalami
gangguan menstruasi
- memiliki
serviks (leher rahim) yang lemah sehingga bisa mengalami keguguran
- memiliki
resiko menderita kehamilan ektopik
- memiliki
bayi yang meninggal sesaat sebelum atau sesaat sesudah dilahirkan.
Jika ibu hamil yang memakai DES melahirkan anak
laki-laki, maka kelak dia akan memiliki kelainan pada penisnya.
D. Meclizin
Meclizin yang sering digunakan untuk mengatasi mabok
perjalanan, mual dan muntah, bisa menyebabkan cacat bawaan pada hewan
percobaan. Tetapi efek seperti ini belum ditemukan pada manusia.
E. Obat Anti Kejang
Beberapa obat anti-kejang yang diminum oleh penderita
epilepsi yang sedang hamil, bisa menyebabkan terjadinya celah langit-langit
mulut, kelainan jantung, wajah, tengkorak, tangan dan organ perut pada bayinya.
Bayi yang dilahirkan juga bisa mengalami keterbelakangan mental. Dua obat
anti-kejang yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah trimetadion (resiko sebesar 70%) dan asam valproat (resiko sebesar 1%). Carbamazepine diduga
menyebabkan sejumlah cacat bawaan yang sifatnya ringan.
Bayi baru lahir yang selam dalam kandungan terpapar oleh
phenitoin dan phenobarbital, bisa mudah mengalami perdarahan karena obat ini
menyebabkan kekurangan vitamin K yang diperlukan dalam proses pembekuan
darah. Efek ini bisa dicegah bila selama 1 bulan sebelum persalinan,
setiap hari ibunya mengkonsumsi vitamin
K atau jika segera setelah lahir diberikan suntikan vitamin K kepada bayinya. Selama hamil, kepada
penderita epilepsi diberikan obat anti-kejang dengan dosis yang paling kecil
tetapi efektif dan dipantau secara ketat.
Wanita yang menderita epilepsi, meskipun tidak memakai
obat anti-kejang selam hamil, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
melahirkan bayi dengan cacat bawaan. Resikonya semakin tinggi jika selama hamil
sering terjadi kejang yang berat atau jika terjadi komplikasi kehamilan atau
jka berasal dari golongan sosial-ekonomi yang rendah (karena perawatan
kesehatannya tidak memadai).
F. Vaksin
Vaksin yang terbuat dari virus yang hidup tidak diberikan
kepada wanita hamil, kecuali jika sangat mendesak. Vaksin rubella (suatu vaksin
dengan virus hidup) bisa menyebabkan infeksi pada plasenta
dan janin. Vaksin virus hidup
(misalnya campak, gondongan, polio, cacar air dan demam kuning) dan vaksin
lainnya (misalnya kolera, hepatitis A dan B, influensa, plag, rabies, tetanus,
difteri dan tifoid) diberikan kepada wanita hamil hanya jika dia memiliki resiko
tinggi terinfeksi oleh salah satu mikroorganismenya.
G. Obat Tiroid
Yodium radioaktif yang diberikan kepada wanita hamil
untuk mengobati hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif) bisa
melewati plasenta dan menghancurkan kelenjar tiroid janin atau menyebabkan
hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) yang
berat. Propiltiourasil dan metimazol, yang juga digunakan untuk mengatasi
hipertiroidisme, bisa melewati plasenta dan menyebabkan kelenjar tiroid janin
sangat membesar.
H. Obat Hipoglikemik Oral
Obat hipoglikemik oral digunakan untuk menurunkan kadar
gula darah pada penderita diabetes, tetapi seringkali gagal mengatasi diabetes
pada wanita hamil dan bisa menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kadar gula
darah yang sangat rendah (hipoglikemia). Karena itu untuk mengobati diabetes
pada wanita hamil lebih baik digunakan insulin.
I. Obat Narkotika dan Anti Inflamasi Non Steroid
Narkotika dan obat anti peradangan non-steroid (misalnya
aspirin), jika diminum oleh wanita hamil bisa sampai ke janin dalam jumlah yang
cukup signifikan. Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotika bisa mengalami
kecanduan sebelum dilahirkan dan menunjukkan gejala putus obat dalam waktu 6
jam - 8 hari setelah dilahirkan.
Mengkonsumsi aspirin atau obat anti peradangan
non-steroid lainnya dalam dosis tinggi selama hamil, bisa memperlambat saat
persalinan dan juga bisa menyebabkan tertutupnya hubungan antara aorta dan
arteri pulmoner sebelum lahir. Dalam keadaan normal, hubungan tersebut
menutup sesaat setelah bayi lahir. Penutupan yang terjadi sebelum bayi lahir
akan mendorong darah ke paru-paru yang belum berkembang sehingga memberikan
beban yang berlebihan pada sistem peredaran darah janin.
Jika digunakan pada akhir kehamilan, obat anti peradangan
non-steroid bisa menyebabkan berkurangnya jumlah cairan ketuban. Aspirin
dosis tinggi bisa menyebabkan perdarahan pada ibu maupun bayinya. Aspirin
atau asam salisilat lainnya bisa menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam
darah janin sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) dan kadang kerusakan otak.
J. Obat Anti Cemas dan Anti Depresi
Jika diminum pada trimester pertama, obat anti-cemas bisa
menyebabkan cacat bawaan, meskipun efeknya belum terbukti. Jika digunakan
selama hamil, obat anti-depresi kebanyakan relatif aman, tetapi litium bisa
menyebabkan cacat bawaan (terutama pada jantung). Golongan Barbiturat
(misalnya phenobarbital) yang diminum oleh wanita hamil cenderung menyebabkan
berkurangnya jaundice yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir.
K. Antibiotik
- Tetracyclin
bisa melewati plasenta dan disimpan di dalam tulang serta gigi janin,
bercampur dengan kalsium. Akibatnya pertumbuhan tulang menjadi lambat,
gigi bayi berwarna kuning dan emailnya lunak serta menjadi rentan terhadap
karies. Resiko terbesar terjadinya kelainan gigi terjadi jika tetrasiklin
diminum pada pertengahan sampai akhir kehamilan.
- Streptomycin
atau Canamycin bisa menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tengah janin
dan kemungkinan menyebabkan ketulian.
- Chloramphenicol
tidak berbahaya bagi janin tetapi bisa menyebabkan penyakit yang serius
pada bayi baru lahir, yaitu sindroma bayi abu-abu.
- Ciprofloxacin
tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena bisa menyebabkan kelainan
sendi pada hewan percobaan.
- Penicillin
aman diberikan kepada wanita hamil.
Kebanyakan
antibiotik golongan sulfa yang diminum di akhir kehamilan bisa menyebabkan
jaundice pada bayi baru lahir, yang bisa menyebabkan kerusakan otak dan
teratogen.
L. Antikoagulan
Janin sangat rentan terhadap antikoagulan (obat anti
pembekuan) warfarin. Cacat bawaan terjadi pada 25% bayi yang terpapar oleh obah
ini selama trimester pertama. Selain itu, bisa terjadi perdarahan abnormal pada
ibu maupun janin. Jika seorang wanita hamil memiliki resiko membentuk
bekuan darah, lebih baik diberikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang
selama kehamilan bisa menyebabkan penurunan jumlah trombosit atau pengeroposan
tulang (osteoporosis) pada ibu.
M. Obat Jantung dan Kardiovaskular
Beberapa wanita hamil memerlukan obat untuk penyakit
jantung dan pembuluh darah yang sifatnya menahun atau yang baru timbul selama
kehamilan (misalnya pre-eklamsi dan eklamsi). Obat untuk menurunkan
tekanan darah seringkali diberikan kepada wanita hamil yang menderita
pre-eklamsi atau eklamsi. Obat ini bisa mempengaruhi fungsi plasenta dan
digunakan secara sangat hati-hati untuk mencegah kelainan pada
janin Biasanya, kelainan timbul karena penurunan tekanan darah ibu
berlangsung terlalu cepat dan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
plasenta.
- ACE
inhibitor dan thiazide biasanya tidak digunakan selama kehamilan karena
bisa menyebabkan masalah yang serius pada janin.
- Digoxin
(digunakan untuk mengatasi gagal jantung dan kelainan irama jantung) bisa
melewati plasenta tetapi efeknya terhadap bayi sebelum maupun setelah lahir
sangat kecil.
- Nitrofurantoin,
vitamin K, sulfonamid dan Chloramphenicol bisa menyebabkan pemecahan sel
darah merah pada wanita hamil dan janin yang menderita kekurangan G6PD.
Karena itu, obat-obatan tersebut tidak diberikan kepada wanita yang
menderita kekurangan G6PD.
N. Obat yang Digunakan Saat Persalinan
Obat bius lokal, narkotika dan obat pereda nyeri lainnya
biasanya melewati plasenta dan bisa mempengaruhi bayi baru lahir. Karena
itu, jika selama proses persalinan diperlukan obat-obatan, maka diberikan efek
terkecil yang masih efektif dan diberikan selambat-lambatnya agar tidak sempat
sampai ke janin yang masih berada dalam rahim.
O. Lain-lain.
- Merokok selama hamil bisa berbahaya. Berat badan
lahir rata-rata dari bayi yang ibunya perokok adalah 170 gram lebih rendah
dari bayi yang ibunya tidak merokok.Keguguran, kelahiran mati, lahir
prematur dan sindroma kematian bayi mendadak lebih sering ditemukan pada
bayi yang ibunya merokok selama hamil.
- Meminum alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan. Bayi yang
lahir dari ibu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar bisa mengalami
sindroma alkohol. Bayi ini kecil, seringkali memiliki kepala yang kecil
(mikrosefalus), kelainan wajah dan kelainan mental. Kadang terjadi
kelainan sendi dan kelainan jantung. Bayi ini tidak berkembang dan
kemungkinan akan meninggal sesaat setelah dilahirkan.
- Aspartam
adalah pemanis buatan yang tampaknya aman digunakan selama hamil asalkan
jumlahnya tidak berlebihan.
- Cocain yang
digunakan selama hamil bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran,
abrupsio plasenta, cacat bawaan pada otak, ginjal dan alat kelamin serta
perilaku yang kurang interaktif pada bayi baru lahir.
- Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pemakaian marijuana dosis tinggi selama hamil
bisa menyebabkan perilaku yang abnormal pada bayi baru lahir.
Contoh Obat Bebas Yang Kurang Aman
untuk wanita hamil
Pereda
Nyeri : Aspirin dosis lebih
dari 81 mg, Ibuprofen, NSAID
Pereda
sembelit : Minyak mineral
Daftar Obat Bebas Terbatas Yang
Kurang Aman untuk wanita hamil
Pengurang rasa sakit : Aspirin dengan dosis diatas 81 mg, contohnya Aspirin Bayer,
Naspro, dan merk lain dari Ibuprofen, juga obat-obat anti inflamasi non steroid
(NSAID) seperti Sodium Naproxen dan Ketoprofen. (Semuanya sebaiknya dihindari
setelah kehamilan trimester kedua)
Obat Konstipasi (sembelit): Mineral oil
Obat
Terbatas
- Obat jerawat : Vitamin A oral dan Accutane
- Obat radang sendi : Arthrotec
- Pengencer darah : Warfarin yang
dijual dengan merk Coumadin
- Obat tekanan darah tinggi : ACE inhibitor
- Misoprostol atau cytotec
- obat anti kanker
Daftar Obat Resep Yang Tidak Aman
untuk wanita hamil:
Obat
Jerawat :
Roaccutane serta Vitamin A lemon lainnya
Obat Rematik :
Athrotec
Obat Hipertensi : golongan ACE inhibitor seperti Lotensin,
Accupril, Monopril (hindari pemakaian setelah trimester pertama)
Beberapa
alasan mengapa obat obat tersebut tidak baik untuk dikonsumsi wanita hamil
yaitu
Aspirin sebaiknya
dihindari selama kehamilan karena dapat menimbulkan masalah pada sistim
peredaran darah janin. Aspirin menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang
beredar dalam pembuluh darah.
Acetaminophen dan obat
pengurang sakit (analgetik) lainnya juga dihindari karena dapat menimbulkan
masalah pada ginjal janin.
Yang harus dihindari sama sekali
adalah alcohol (periksalah pada kemasan obat yang akan diminum kalau-kalau
mengandung bahan ini). Penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi alcohol bias
menyebabkan kejang pada bayi, rendahnya kadar gula darah, gangguan pertumbuhan
janin serta dapat manimbulkan cacat fisik pada janin.
Lalu ada obat-obatan
seperti antikonvulsan (anti kejang) seperti carbamazepine, phenytoin, dan asam
valproat yang dapat menyebabkan cacat pada wajah janin, keterbelakangan mental,
serat kelainan otak dan jantung.
Antidepresan juga
sebaiknya dihindari karena menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.Hati-hati
dengan pemakaian antihistamin yang dibeli bebas karena dapat meningkatkan
resiko kejang pada bayi baru lahir.
Anti-hipertensi dapat menyebabkan kelainan pada tulang kepala dan berat
lahir rendah.
Obat-obatan antimuntah
yang dijual bebas juga dapat menyebabkan beberapa gangguan pertumbuhan janin,
terutama yang berisi meclizine, cyclizine, dan chloroxyxlizine.
Ada beberapa antibiotik yang juga perlu dihindari karena diketahui
menyababkan kuning pada bayi, gigi tumbuh tak beraturan, menekan pertumbuhan
tulang, katarak, tuli dan buta pada bayi baru lahir.