ASUHAN KEBIDANAN 2 PERSALINAN

WELCOME Di KULIAH KEBIDANAN

Jumat, 03 Februari 2012

OBAT OBAT UNTUK BUMIL


OBAT YANG AMAN DIKONSUMSI WANITA HAMIL
Hindari Antibiotik
Pemeberian antibiotik umumnya tidak diperbolehkan selama kehamilan dan menyusui. Jikan manfaat bagi ibu lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan pada janin, antibiotik diperbolehkan untuk diberikan. Sebelumnya harus dipastikan bahwa ibu hamil benar-benar memerlukan antibiotik. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi obat antibiotik dan juga diperhatikan mengenai keamanan bagi janin itu sendiri.
Suplemen Untuk Ibu Hamil
Konsumsi suplemen juga perlu diperhatikan dan perlu pertimbangan matang. Konsumsi vitamin dan mineral tambahan yang berlebihan juga tidak bermanfaat dan berisiko terhadap ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan.
Hindari Aspirin
Aspirin terbukti menimbulkan gangguan proses tumbuh kembang janin. Selain itu, aspirin memicu komplikasi selama kehamilan. Bahkan, kandungan aspirin masih ditemukan dalam ASI. Tubuh bayi akan menerima 4-8% dosis aspirin yang dikonsumsi oleh ibu. Penelitian mengatakan bahwa bayi memilih ASI dari ibu yang mengkonsumsi aspirin berisiko untuk menderita Reye’s Syndrome yang merupakan suatu penyakit gangguan fungsi otak dan hati. Karenanya, hindari pemakaian aspirin, terutama selama trimester tiga, kecuali dianjurkan dokter.
Indeks Keamanan Obat pada kehamilan
Suatu pedoman berdasarkan kategori US FDA mengenai kemanan pemberian obat pada kehamilan. FDA mengkategori obat menjadi 5 kategori yaitu kategori A, B, C, D, X
Kategori A : Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin pada kehamilan trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya), dan sangat kecil kemungkinan obat ini membahayakan janin.
Kategori B : Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu hamil. Atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak didapati pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester 1 (dan ditemukan bukti adanya risiko pada kehamilan berikutnya)
Kategori C : Studi pada binatang percobaan memperlihatkan sdanya efek samping terhadap nanin( teratogenok atau embriosidal), dan studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan tidak tersedia atau tidak dapat dilakukan. obat pada kategori in boleh diberikan jika besarnya manfaat terapeutik melebihi risiko yang terjadi pada janin.
Kategori D : Terdapat bukti adanya risiko pada janin( manusia), tetapi manfaat terapeutik yang diharapkan mungkin melebihi besarnya risiko ( misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi kondisi mengancam jiwa atau penyakit serius bilamanan obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif)
Kategori X : Studi pada manusia atau binatang percobaan memperlihatkan adanya abnormalitas pada janin, atau terdapat bukti adanya risiko pada janin. dan besarnya risiko obat ini digunkan pada ibu hamil jelas-jelas melebihi manfaat teraoeutiknya. Obat yang termasuk kategori ini dikontrindikasikan pada wanita yang sedang atau kemungkinan hamil.
Obat Bebas
Risiko penggunaan obat bebas sering kali dilupakan oleh ibu hamil dan menyusui. Padahal kandungan zat aktif di dalamnya juga mengalami absorbsi, metabolisme, dan ekskresi.
Obat Bebas (OTC) yang Aman untuk wanita hamil
*      Obat Alergi                 : Antihistamin seperti Benadryl dan Unisom.  Obat hirup seperti nasalcrom. Obat semprot hidung seperti Nasonex
*      Anti mual                     : Vitamin B6 (maksimum 100mg/hari diminum 1/2 jam sebelum makan) serta produk lainnya seperti Dramamine dan Antimo

*      Pereda sembelit           : Milk of magnesia. Amphogel, Metamucil dan Maalox
*      Pereda nyeri uluhati (heartburn) : jenis Antasida
*      Multivitamin               : banyak sekali macamnya, sebaiknya mengkonsumsi produk vitamin yang diformulasikan khusus untuk wanita hamil dan menyusui.  
*      Pencegah Flu               : vaksin flu - bila pernah timbul reaksi alergi terhadap telur atau daging ayam, sebaiknya tidak di vaksin flu, karena mengandung bahan protein telur.
*       Obat sakit Maag        : antasida, seperti Gelusil dan Maalox
*      Pereda nyeri                : Acetaminophen atau paracetamol
*      Obat infeksi jamur      : Myestatin/ nystastin
*      Anti jamur                   : krem tomato, seperti Canesten VT
*      Obat batuk apa saja tanpa tambahan lain

Daftar Obat Resep Yang Relatif Aman untuk ibu hamil
*      Antibiotik                            : golongan penicillin (misalnya Amoxicillin), cephalosporin, erythromycin, clindamycin
*       Obat Asma                         : obat inhalasi, seperti inhalasi yang mengandung steroid
*       Antasida & Anti-ulkus: misalnya Zantac dan Ulsafate
*       Antidepresan                   : obat golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) seperti Prozac dan Zolofit; juga golongan trisiklik antidepresan seperti imipramine (dengan merk dagang Tofranil) serta amitriptyline
*       Obat Hipertensi               : golongan metildopa, seperti Dopamet
Daftar Obat Resep Yang Kurang Aman
*      Antibiotik                            : Tetracycline dan doxycycline (hindari pemakaian setelah trimester pertama), streptomycin, dan kanamycin
*       Anti-kejang                       : Carbamazepine (dengan merk dagang Tegretol)
*       Obat Migren                     : Golongan ergotamin seperti Cafergot


OBAT YANG TIDAK BAIK/TIDAK AMAN UNTUK WANITA HAMIL
A. Obat Anti Kanker
Jaringan janin tumbuh dengan kecepatan tinggi, karena itu sel-selnya yang membelah dengan cepat sangat rentan terhadap obat anti-kanker. Banyak obat anti-kanker yang bersifat teratogen, yaitu dapat menyebabkan cacat bawaan seperti:
  • IUGR (intra uterine growth retardation, hambatan pertumbuhan di dalam rahim)
  • Rahang bawah yang kurang berkembang
  • Celah langi-langit mulut
  • Kelainan tulang tengkorak
  • Kelainan tulang belakang
  • Kelainan telinga
  • Clubfoot (kelainan bentuk kaki)
  • Keterbelakangan mental.
B. Talidomid
Obat ini sudah tidak diberikan lagi kepada wanita hamil karena bisa menyebabkan cacat bawaan. Talidomid pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 di Eropa sebagai obat influenza dan obat penenang. Pada tahun 1962, talidomid yang diminum oleh wanita hamil pada saat organ tubuh janinnya sedang terbentuk, ternyata menyebabkan cacat bawaan berupa lengan dan tungkai yang terbentuk secara tidak sempurna, kelainan usus, jantung dan pembuluh darah.

C. Pengobatan Kulit
Isotretinoin yang digunakan untuk mengobati jerawat yang berat, psoriasis dan kelainan  lainnya bisa menyebabkan cacat bawaan. Yang paling sering terjadi adalah kelainan jantung, telinga yang kecil dan hidrosefalus (kepala yang besar). Resiko terjadinya cacat bawaan adalah sebesar 25%. Etretinat juga bisa menyebabkan cacat bawaan. Obat ini disimpan di dalam lemak dibawah kulit dan dilepaskan secara perlahan, sehingga efeknya masih bertahan sampai 6 bulan atau lebih setelah pemakaian obat dihentikan. Karena itu seorang wanita yang memakai obat ini dan merencanakan untuk hamil, sebaiknya menunggu paling tidak selama 1 tahun setelah pemakaian obat dihentikan.

C. Hormon Seksual
Hormon androgenik yang digunakan untuk mengobati berbagai kelainan darah dan progestin sintetis yang diminum pada 12 minggu pertama setelah pembuahan, bisa menyebabkan terjadinya maskulinisasi pada kelamin janin perempuan. Klitoris bisa membesar dan labia minora menutup.  Efek tersebut tidak ditemukan pada pemakaian pil KB karena kandungan progestinnya hanya sedikit.

Dietilstilbestrol (DES, suatu estrogen sintetis) bisa menyebabkan kanker pada anak perempuan yang ibunya memakai obat ini selama hamil. Anak perempuan ini di kemudian hari akan:
  • memiliki kelainan dalam rongga rahim
  • mengalami gangguan menstruasi
  • memiliki serviks (leher rahim) yang lemah sehingga bisa mengalami keguguran
  • memiliki resiko menderita kehamilan ektopik
  • memiliki bayi yang meninggal sesaat sebelum atau sesaat sesudah dilahirkan.
Jika ibu hamil yang memakai DES melahirkan anak laki-laki, maka kelak dia akan memiliki kelainan pada penisnya.
D. Meclizin
Meclizin yang sering digunakan untuk mengatasi mabok perjalanan, mual dan muntah, bisa menyebabkan cacat bawaan pada hewan percobaan. Tetapi efek seperti ini belum ditemukan pada manusia.



E. Obat Anti Kejang
Beberapa obat anti-kejang yang diminum oleh penderita epilepsi yang sedang hamil, bisa menyebabkan terjadinya celah langit-langit mulut, kelainan jantung, wajah, tengkorak, tangan dan organ perut pada bayinya. Bayi yang dilahirkan juga bisa mengalami keterbelakangan mental. Dua obat anti-kejang yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah trimetadion (resiko sebesar 70%) dan asam valproat (resiko sebesar 1%). Carbamazepine diduga menyebabkan sejumlah cacat bawaan yang sifatnya ringan.

Bayi baru lahir yang selam dalam kandungan terpapar oleh phenitoin dan phenobarbital, bisa mudah mengalami perdarahan karena obat ini menyebabkan kekurangan vitamin K yang diperlukan dalam proses pembekuan darah. Efek ini bisa dicegah bila selama 1 bulan sebelum persalinan, setiap hari ibunya mengkonsumsi vitamin K atau jika segera setelah lahir diberikan suntikan vitamin K kepada bayinya. Selama hamil, kepada penderita epilepsi diberikan obat anti-kejang dengan dosis yang paling kecil tetapi efektif dan dipantau secara ketat.

Wanita yang menderita epilepsi, meskipun tidak memakai obat anti-kejang selam hamil, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan cacat bawaan. Resikonya semakin tinggi jika selama hamil sering terjadi kejang yang berat atau jika terjadi komplikasi kehamilan atau jka berasal dari golongan sosial-ekonomi yang rendah (karena perawatan kesehatannya tidak memadai).

F. Vaksin
Vaksin yang terbuat dari virus yang hidup tidak diberikan kepada wanita hamil, kecuali jika sangat mendesak. Vaksin rubella (suatu vaksin dengan virus hidup) bisa menyebabkan infeksi pada plasenta
dan janin. Vaksin virus hidup (misalnya campak, gondongan, polio, cacar air dan demam kuning) dan vaksin lainnya (misalnya kolera, hepatitis A dan B, influensa, plag, rabies, tetanus, difteri dan tifoid) diberikan kepada wanita hamil hanya jika dia memiliki resiko tinggi terinfeksi oleh salah satu mikroorganismenya.
G. Obat Tiroid
Yodium radioaktif yang diberikan kepada wanita hamil untuk mengobati hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif) bisa melewati plasenta dan menghancurkan kelenjar tiroid janin atau menyebabkan hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) yang berat. Propiltiourasil dan metimazol, yang juga digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, bisa melewati plasenta dan menyebabkan kelenjar tiroid janin sangat membesar.

H. Obat Hipoglikemik Oral
Obat hipoglikemik oral digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes, tetapi seringkali gagal mengatasi diabetes pada wanita hamil dan bisa menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kadar gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia). Karena itu untuk mengobati diabetes pada wanita hamil lebih baik digunakan insulin.

I. Obat Narkotika dan Anti Inflamasi Non Steroid
Narkotika dan obat anti peradangan non-steroid (misalnya aspirin), jika diminum oleh wanita hamil bisa sampai ke janin dalam jumlah yang cukup signifikan. Bayi yang lahir dari ibu pecandu narkotika bisa mengalami kecanduan sebelum dilahirkan dan menunjukkan gejala putus obat dalam waktu 6 jam - 8 hari setelah dilahirkan.

Mengkonsumsi aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya dalam dosis tinggi selama hamil, bisa memperlambat saat persalinan dan juga bisa menyebabkan tertutupnya hubungan antara aorta dan arteri pulmoner sebelum lahir. Dalam keadaan normal, hubungan tersebut menutup sesaat setelah bayi lahir. Penutupan yang terjadi sebelum bayi lahir akan mendorong darah ke paru-paru yang belum berkembang sehingga memberikan beban yang berlebihan pada sistem peredaran darah janin.

Jika digunakan pada akhir kehamilan, obat anti peradangan non-steroid bisa menyebabkan berkurangnya jumlah cairan ketuban. Aspirin dosis tinggi bisa menyebabkan perdarahan pada ibu maupun bayinya. Aspirin atau asam salisilat lainnya bisa menyebabkan peningkatan kadar bilirubin dalam darah janin sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) dan kadang kerusakan otak.

J. Obat Anti Cemas dan Anti Depresi
Jika diminum pada trimester pertama, obat anti-cemas bisa menyebabkan cacat bawaan, meskipun efeknya belum terbukti. Jika digunakan selama hamil, obat anti-depresi kebanyakan relatif aman, tetapi litium bisa menyebabkan cacat bawaan (terutama pada jantung). Golongan Barbiturat (misalnya phenobarbital) yang diminum oleh wanita hamil cenderung menyebabkan berkurangnya jaundice yang biasa ditemukan pada bayi baru lahir.

K. Antibiotik
  • Tetracyclin bisa melewati plasenta dan disimpan di dalam tulang serta gigi janin, bercampur dengan kalsium. Akibatnya pertumbuhan tulang menjadi lambat, gigi bayi berwarna kuning dan emailnya lunak serta menjadi rentan terhadap karies. Resiko terbesar terjadinya kelainan gigi terjadi jika tetrasiklin diminum pada pertengahan sampai akhir kehamilan.
  • Streptomycin atau Canamycin bisa menyebabkan kerusakan pada telinga bagian tengah janin dan kemungkinan menyebabkan ketulian.
  • Chloramphenicol tidak berbahaya bagi janin tetapi bisa menyebabkan penyakit yang serius pada bayi baru lahir, yaitu sindroma bayi abu-abu.
  • Ciprofloxacin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena bisa menyebabkan kelainan sendi pada hewan percobaan.
  • Penicillin aman diberikan kepada wanita hamil.
Kebanyakan antibiotik golongan sulfa yang diminum di akhir kehamilan bisa menyebabkan jaundice pada bayi baru lahir, yang bisa menyebabkan kerusakan otak dan teratogen.



L. Antikoagulan
Janin sangat rentan terhadap antikoagulan (obat anti pembekuan) warfarin. Cacat bawaan terjadi pada 25% bayi yang terpapar oleh obah ini selama trimester pertama. Selain itu, bisa terjadi perdarahan abnormal pada ibu maupun janin. Jika seorang wanita hamil memiliki resiko membentuk bekuan darah, lebih baik diberikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang selama kehamilan bisa menyebabkan penurunan jumlah trombosit atau pengeroposan tulang (osteoporosis) pada ibu.

M. Obat Jantung dan Kardiovaskular
Beberapa wanita hamil memerlukan obat untuk penyakit jantung dan pembuluh darah yang sifatnya menahun atau yang baru timbul selama kehamilan (misalnya pre-eklamsi dan eklamsi). Obat untuk menurunkan tekanan darah seringkali diberikan kepada wanita hamil yang menderita pre-eklamsi atau eklamsi. Obat ini bisa mempengaruhi fungsi plasenta dan digunakan secara sangat hati-hati untuk mencegah kelainan pada janin Biasanya, kelainan timbul karena penurunan tekanan darah ibu berlangsung terlalu cepat dan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
  • ACE inhibitor dan thiazide biasanya tidak digunakan selama kehamilan karena bisa menyebabkan masalah yang serius pada janin.
  • Digoxin (digunakan untuk mengatasi gagal jantung dan kelainan irama jantung) bisa melewati plasenta tetapi efeknya terhadap bayi sebelum maupun setelah lahir sangat kecil.
  • Nitrofurantoin, vitamin K, sulfonamid dan Chloramphenicol bisa menyebabkan pemecahan sel darah merah pada wanita hamil dan janin yang menderita kekurangan G6PD. Karena itu, obat-obatan tersebut tidak diberikan kepada wanita yang menderita kekurangan G6PD.



N. Obat yang Digunakan Saat Persalinan
Obat bius lokal, narkotika dan obat pereda nyeri lainnya biasanya melewati plasenta dan bisa mempengaruhi bayi baru lahir. Karena itu, jika selama proses persalinan diperlukan obat-obatan, maka diberikan efek terkecil yang masih efektif dan diberikan selambat-lambatnya agar tidak sempat sampai ke janin yang masih berada dalam rahim.

O. Lain-lain.
  • Merokok selama hamil bisa berbahaya. Berat badan lahir rata-rata dari bayi yang ibunya perokok adalah 170 gram lebih rendah dari bayi yang ibunya tidak merokok.Keguguran, kelahiran mati, lahir prematur dan sindroma kematian bayi mendadak lebih sering ditemukan pada bayi yang ibunya merokok selama hamil.
  • Meminum alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan. Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar bisa mengalami sindroma alkohol. Bayi ini kecil, seringkali memiliki kepala yang kecil (mikrosefalus), kelainan wajah dan kelainan mental. Kadang terjadi kelainan sendi dan kelainan jantung. Bayi ini tidak berkembang dan kemungkinan akan meninggal sesaat setelah dilahirkan.
  • Aspartam adalah pemanis buatan yang tampaknya aman digunakan selama hamil asalkan jumlahnya tidak berlebihan. 
  • Cocain yang digunakan selama hamil bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran, abrupsio plasenta, cacat bawaan pada otak, ginjal dan alat kelamin serta perilaku yang kurang interaktif pada bayi baru lahir.
  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemakaian marijuana dosis tinggi selama hamil bisa menyebabkan perilaku yang abnormal pada bayi baru lahir.




Contoh Obat Bebas Yang Kurang Aman untuk wanita hamil
*      Pereda Nyeri               : Aspirin dosis lebih dari 81 mg, Ibuprofen, NSAID
*      Pereda sembelit           : Minyak mineral
Daftar Obat Bebas Terbatas Yang Kurang Aman untuk wanita hamil
*      Pengurang rasa sakit      : Aspirin dengan dosis diatas 81 mg, contohnya Aspirin Bayer, Naspro, dan merk lain dari Ibuprofen, juga obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID) seperti Sodium Naproxen dan Ketoprofen. (Semuanya sebaiknya dihindari setelah kehamilan trimester kedua)
*      Obat Konstipasi (sembelit): Mineral oil
Obat Terbatas
  • Obat jerawat                          : Vitamin A oral dan Accutane
  • Obat radang sendi                   : Arthrotec
  • Pengencer darah                      : Warfarin yang dijual dengan merk Coumadin
  • Obat tekanan darah tinggi      : ACE inhibitor
  • Misoprostol atau cytotec
  • obat anti kanker
Daftar Obat Resep Yang Tidak Aman untuk wanita hamil:
*      Obat Jerawat                          : Roaccutane serta Vitamin A lemon lainnya
*       Obat Rematik                                    : Athrotec
*       Obat Hipertensi                     : golongan ACE inhibitor seperti Lotensin, Accupril, Monopril (hindari pemakaian setelah trimester pertama)



Beberapa alasan mengapa obat obat tersebut tidak baik untuk dikonsumsi wanita hamil yaitu
Aspirin sebaiknya dihindari selama kehamilan karena dapat menimbulkan masalah pada sistim peredaran darah janin. Aspirin menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang beredar dalam pembuluh darah.
Acetaminophen dan obat pengurang sakit (analgetik) lainnya juga dihindari karena dapat menimbulkan masalah pada ginjal janin.
Yang harus dihindari sama sekali adalah alcohol (periksalah pada kemasan obat yang akan diminum kalau-kalau mengandung bahan ini). Penggunaan jangka panjang dan dosis tinggi alcohol bias menyebabkan kejang pada bayi, rendahnya kadar gula darah, gangguan pertumbuhan janin serta dapat manimbulkan cacat fisik pada janin.
Lalu ada obat-obatan seperti antikonvulsan (anti kejang) seperti carbamazepine, phenytoin, dan asam valproat yang dapat menyebabkan cacat pada wajah janin, keterbelakangan mental, serat kelainan otak dan jantung.
Antidepresan juga sebaiknya dihindari karena menyebabkan gangguan pertumbuhan janin.Hati-hati dengan pemakaian antihistamin yang dibeli bebas karena dapat meningkatkan resiko kejang pada bayi baru lahir.
Anti-hipertensi dapat menyebabkan kelainan pada tulang kepala dan berat lahir rendah.
Obat-obatan antimuntah yang dijual bebas juga dapat menyebabkan beberapa gangguan pertumbuhan janin, terutama yang berisi meclizine, cyclizine, dan chloroxyxlizine.
Ada beberapa antibiotik yang juga perlu dihindari karena diketahui menyababkan kuning pada bayi, gigi tumbuh tak beraturan, menekan pertumbuhan tulang, katarak, tuli dan buta pada bayi baru lahir.

KALA III


PEMBAHASAN
·         FISIOLOGI KALA III
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya placenta/uri.Rata rata lama kala III berkisar 15 s/d 30 menit, baik pada primipara maupun multipara.Tempat implantasi placenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding lateral.Sangat jarang terdapat pada fundus uteri .Bila terletak pada SBR keadaan ini disebut placenta previa.
Fase – fase kala III
1.      Pelepasan Placenta
Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus.Hal ini mengakibatkan volume ronga uterus berkurang.Dinding uterus menebal.Pada tempat implantasi placenta juga terjadi penurunan luas area.Ukuran placenta tidk berubah, sehingga menyebabkan placenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas dari dinding uterus.Placenta terlepas sedikit demi sedikit.Terjadi pengumpulan perdarahan diantara ruang placenta dan desiduabasalis yang disebut retroplacenter hematom.Setelah placenta terlepas, placenta akan menempati segmen bawah uterus atau vagina.
2.      Macam macam pelepasan plasenta
a.      Mekanisme Schultz : pelepasan placenta yang dimulai dari central/bagian tengah sehingga terjadi bekuan retroplacenta.Cara pelepasan ini sering terjadi, tanda pelepasan dari tengah ini mengakibatkan perdarahan tidak terjadi sebelum placenta lahir.Perdarahan banyak terjadi segera setelah placenta lahir.
b.      Mekanisme Duncan : terjadi pelepasan plasenta dari pinggir atau bersamaan dari pinggir dan tengah placenta.Hal in I mengakibatkan terjadi semburan darah sebelum placenta lahir.
3.      Tanda tanda pelepasan placenta
a.      Perubahan bentuk uterus.Bentuk uterus yang semula discoid menjadi globuler akibat dari kontraksi uterus.
b.      Semburan darah tiba tiba
c.       Tali pusat memanjang
d.      Perubahan posisi uterus . Setelah plasenta lepas dan menempati SBR maka uterus muncul pada rongga abdomen.
4.      Pengeluaran placenta
Placenta yang sudah lepas dan menempati SBR , kemudian melalui serviks vagina dan dikeluarkan ke intruitus vagina.
5.      Pemeriksaan pelepasan placenta
Kustner : tali pusat diregangkan dengan tangan kanan, tangan kiri menekan atas sympisis.Penilaian :
àtali pusat masuk berarti belum lepas
àtali pusat bertambah panjang berarti lepas
6.      Pemeriksaan pelepasan placenta
a.      Selama hamil aliran darah keuterus 500-800 ml/mnt
b.      Uterus tidak kontraksi : 350-500 ml
c.       Kontraksi uterus akan menekan pemb darah uterus diantara anyaman miometrium.

·         MANAJEMEN AKTIF KALA III
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
Sebagian besar kasus kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh pascapersalinan dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan manajemen aktif kala III.
*      Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala III
1)      Persalinan kala III yang lebih singkat
2)      Mengurangi jumlah kehilangan darah
3)      Mengurangi kejadian retensio plasenta


*      Manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama
1)      Pemberian suntikan oksitosin alam 1 menit pertama setelah bayi lahir
2)      Melakukan penanganan penegangan tali pusat terkendali
3)      Massase fundus uteri
Ø  PEMBERIAN SUNTIKAN OKSITOSIN
1)      Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk diberi ASI
2)      Letakkan kain bersih diatas perut ibu
3)      Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
4)      Beritahu pada ibu bahwa ia akan disuntik
5)      Segera dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir suntikkan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis)
Catatan : jika oksitosin tidak tersedia minta ib u untuk melakukan stimulasi putting susu atau menganjurkan ibu untuk menyusukan dengan segera.Ini akan menyebabkan pelepasan oksitosin secara alamiah.Jika peraturan/program kesehatan memungkinkan dapat diberikan misoprostol 600 mcg(oral/sublingual) sebagai pengganti oksitosin.
Ø  PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI
1)      Berdiri disamping ibu
2)      Pindahkan klem: penjepit untuk memotong tali pusat saat kala II pada tali pusat sekitar 5-20 cm dari vulva.
3)      Letakkan tangan lain pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat diatas simpisis pubis.gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat.Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain(pada dinding abdomen) menekan uterus kearah lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial).Lakukan secara hati hati untuk mencegah terjadinya inversion uteri.
4)      Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali sekitar 2 atau 3 menit berselang untuk mengulangi penegangan tali pusat terkendali.
5)      Saat mulai kontraksi uterus menjadi bulat atau tali menjulur tegangkan tali pusat kearah bawah, lakukan tekanan dosro-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak keatas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan .
6)      Tetapi jika ke 5 langka diatas tidak berjalan sebagaimana mestinya dan plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya penegangan tali pusat dan tidak ada tanda tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan tali pusat.
a.      Pegang klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutnya .Jika perlu pindahkan klem lebih dekat ke perineum pada saat tali pusat memanjang.Pertahankan kesabaran pada saat melahirkan plasenta.
b.      Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, ulangi penengangan tali pusat terkendali dan tekanan dorso-kranial pada korpus uteri secara serentak.Ikuti langkah langkah tersebut pada setiap kontraksi hingga terasa plasenta terlepas dari dinding uterus.
7)      Setelah plasenta terlepas anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina.Tetap tegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai (mengikuti poros jalan lahir)
8)      Pada saat plasenta telah terlihat pada introitus vagina, lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan meopang plasenta dengan tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampung.Karena selaput ketuban mudah robek : pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu.
9)      Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan lahan untuk melahirkan selaput ketuban.
10)  Jika selaput ketuban robek dan tertinggal dijalan lahir saat melahirkan plasenta, dengan hati hati periksa vagina dan serviks dengan seksama .Gunakan jari jari tangan tau klem DTT atau steril atau forsep untuk keluarkan selaput ketuban yang teraba.


Ø  MASASE FUNDUS UTERI
1)      Tangan diletakkan diatas fundus uteri
2)      Gerakan tangan dengan pelan , sedikit ditekan, memutar searah jarum jam.Ibu diminta bernafas dalam untuk mengurangi ketegangan atau rasa sakit
3)      Kaji kontraksi uterus 1-2 menit, bimbing pasien dan keluarga untuk melakukan masase uterus
4)      Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2
Ø  TINDAKAN YANG KELIRU DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III
1)      Melakukan masase fundus uteri pada saat placenta belum lahir
2)      Mengeluarkan placenta, padahal placenta belum semuanya lepas
3)      Kurang kompeten dalam mengavaluasi pelepasan placenta
4)      Rutinitas kateterisasi
5)      Tidak sabar menunggu saat terlepasnya placenta
Ø  KESALAHAN TINDAKAN MANAJEMEN AKTIF KALA III
1)      Terjadi inversion uteri.Pada saat melakukan penengangan tali pusat terkendali terlalu kuat sehingga uterus tertarik keluar dan berbalik
2)      Tali pusat terputus . Terlalu kuat dalam penarikan tali sedangkan placenta belum lepas
3)      Syok

·         PEMERIKSAAN PLACENTA MELIPUTI :
1)      Selaput ketuban utuh atau tidak
2)      Placenta : ukuran placenta
a.      Bagian maternal         : jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon
b.      Bagian fetal                : utuh atau tidak
3)      Tali pusat : jumlah arteri dan vena , adakah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi placenta suksenturia.Insersi tali pusat, apakah sentral, marginal serta panjang tali pusat.
·         PEMANTAUAN KALA III
1)      Perdarahan. Jumlah darah diukur, disertai dengan bekuan darah atau tidak
2)      Kontraksi uterus : bentuk uterus , intensitas
3)      Robekan jalan lahir/laserasi, rupture perineum
4)      Tanda vital
a.      Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan
b.      Nadi bertambah cepat
c.       Temperature bertambah tinggi
d.      Respirasi : berangsur normal
e.      Gastroinstestinal : normal, pada awal persalinan mungkin muntah
5)      Personal hygiene

·         KEBUTUHAN IBU PADA KALA III
1)      Ketertarikan ibu pada bayi
Ibu mengamati bayinya, menanyakan apa jenis kelaminnya, jumlah jari jari dan mulai menyentuh bayi
2)      Perhatian pada dirinya
Bidan perlu menjelaskan kondisi ibu, perlu penjahitan atau tidak, bimbingan tentang kelanjutan tindakan dan perawatan ibu
3)      Tertarik placenta
Bidan menjelaskan kondisi placenta, lahir lengkap atau tidak.








BAB 3
PENUTUP
            A.KESIMPULAN
*      Tiga tanda lepasnya plasenta : perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat memanjang, dan semburan darah mendadak dan singkat
*      Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala III : persalinan kala III yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah, dan mengurangi kejadian retensio plasenta
*      Manejemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama : pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri
*      Jangan melakukan penegangan tali pusat tanpa diikuti dengan tekanan dorso-kranial secara serentak pada bagian bawah uterus (diatas simpisis pubis)
*      Pemeriksaan placenta meliputi : Selaput ketuban utuh atau tidak , Placenta : ukuran placenta , Bagian maternal : jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon, Bagian fetal : utuh atau tidak , Tali pusat : jumlah arteri dan vena , adakah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi placenta suksenturia, Insersi tali pusat, apakah sentral, marginal serta panjang tali pusat.
*      Pemantauan kala iii : Perdarahan, Kontraksi uterus , Robekan jalan lahir/laserasi, rupture perineum, Tanda vital dan Personal hygiene
*      Kebutuhan ibu pada kala iii : Ketertarikan ibu pada bayi, Perhatian pada dirinya dan Tertarik placenta, Bidan menjelaskan kondisi placenta, lahir lengkap atau tidak.
B.SARAN
Dalam memberikan asuhan persalinan kala III kita sebagai bidan harus memahami dulu apa saja yang dibutuhkan ibu dan bayi dengan rajin membaca agar tidak salah dalam memberikan asuhan. Sehingga apabila plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit kita dapat menanganinya jika rajin membaca dan bisa menambah keterampilan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Sumarah, Widyastuti Yani, Wiyati Nining, (2008).Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin), Fitramaya.Yogyakarta.
           
JNPK-KR/POGI, JHPIEGO Corporation, (2008).Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini, JNPK-KR.Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, (2009).Ilmu Kebidanan, Bina Pustaka.Jakarta.